5 Tips Memilih Meja dan Kursi Belajar Ergonomis untuk Anak

Fase anak-anak adalah fase yang krusial dalam perkembangan seseorang,baik fisik maupun psikisnya.Secara tidak langsung perkembangan fisik anak ternyata dipengaruhi pula oleh perabot atau furnitur,terutama untuk membentuk postur tubuh yang ideal untuk pertumbuhan mereka.

Seperti yang dibahas Valikhani, Ibrahim, dan Dolah dalam jurnal berjudul The Influences of Furniture on Children’s Health and Well-Being at Primary School yang menyoroti pentingnya memilih furnitur belajar yang pas untuk anak karena mereka menghabiskan sebagian waktunya dalam sehari untuk duduk dan belajar di meja. Berikut beberapa rekomendasi tips memilih perabot ideal untuk anak.

  1. Selalu pilih kursi yang adjustable
    Penting untuk memilih kursi yang ketinggiannya bisa disesuaikan dengan postur tubuh anak. Ini karena tiap anak memiliki tinggi badan yang beragam meski usianya sama. Pastikan pula untuk memilih kursi yang memiliki sandaran untuk menyangga punggung mereka.Idealnya tidak hanya sandaran punggung, keberadaan armrest serta kedalaman dan ukuran dudukan juga bisa masuk pertimbangan. Armrest memungkinkan anak bisa memposisikan tangan dan lengan dalam keadaan rileks dan nyaman belajar dalam waktu lama. Sementara, kedalaman dan ukuran dudukan menentukan kemungkinan mereka meraih meja saat dalam posisi duduk.
  2. Cari meja atau kursi dengan footrest
    Saat duduk, kaki dianjurkan untuk menapak lantai alias tidak menggantung. Jika belum memungkinkan, kamu bisa memilih meja atau kursi yang memiliki footrest atau wadah kaki. Fitur tersebut memungkinkan kaki anak tidak menggantung di udara dan menyebabkan rasa lelah.Meski kaki anak bisa menyentuh lantai saat duduk, tidak ada salahnya memilih perabot dengan footrest. Pastikan saja meja memiliki kolong yang kosong, tidak tertutup papan dan atau laci.
  3. Tidak harus memilih warna mencolok
    Merujuk artikel berjudul Kindergarten Furniture Design dari Maria Alexandra Saulea, tidak ada pengaruh antara warna mencolok dengan minat anak. Sebaliknya, warna-warna yang vivid atau kelewat terang dan mencolok tampak tidak natural dan berpotensi mengganggu konsentrasi anak saat belajar.Untuk itu, tak perlu ragu untuk memilih perabot dengan warna-warna alami, pastel, atau mute untuk anak. Warna-warna alami dan kalem justru mudah dipadukan dengan konsep palet warna rumah secara keseluruhan.
  4. Material ringan yang bisa dipindah sendiri oleh anak
    Saulea dan Valikhani, dkk. sepakat bahwa perabot yang bisa dipindah (portable) dan diubah tata letaknya lebih ideal untuk anak. Ini akan membantu perkembangan motorik dan kreativitas mereka. Mereka akan termotivasi untuk mencoba memindah meja atau kursi sesuai posisi yang dikehendaki atau melakukan modifikasi sesuai fungsi yang mereka inginkan.Untuk itu material-material yang ringan disarankan. Biasanya bahan-bahan seperti logam ringan, fiber glass, dan kayu olahan bisa masuk opsi untuk orang tua dan sekolah.
  5. Material yang durable itu wajib
    Namun, ada baiknya untuk memilih material yang durable alias tahan lama. Anak memiliki kecenderungan untuk melakukan eksplorasi dan eksperimen yang tak terduga.Untuk itu, sangat tidak disarankan memilih perabot yang mudah pecah atau retak. Perabot dengan spesifikasi seperti itu berpotensi melukai anak nantinya.Sebaliknya, cari bahan-bahan yang tahan banting. Pastikan pula finishing-nya halus dan tidak ada ujung lancip yang membahayakan anak selama pemakaian.

    More Information :
    087823311820/08122018886

Baca Juga  5 Ide Kamar Aesthetic Cowok dengan Gaya Minimalis yang Cozy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *